Publikata.com – Sebuah fenomena mencengangkan ditemukan di tengah hutan pesisir Kampung Tompong, Desa Nampar Sepang, Kecamatan Sambi Rampas, Kabupaten Manggarai Timur (Matim), Nusa Tenggara Timur (NTT).
Melalui citra satelit Google Earth, tampak pola-pola raksasa yang membentuk guratan menyerupai huruf, angka, dan simbol geometris. Jejak ini tidak tampak dari darat, namun terlihat mencolok dari udara seolah-olah tanah itu sedang mencoba “berbicara” kepada langit.
Struktur gelap yang terpotret di hamparan hijau lebat tersebut membentuk karakter yang secara kasat mata menyerupai huruf Latin seperti “A”, “R”, “U”, “I”, “T”, serta angka “4”.
Sebagian bentuk lainnya tampil sebagai geometri seperti segitiga, persegi, dan garis sejajar yang tertata rapi. Tidak biasa untuk formasi alami, tetapi juga belum jelas sebagai buatan manusia.
Misteri atau Peristiwa Biasa?
Fenomena ini memicu spekulasi luas. Salah satu kemungkinan adalah bahwa ini merupakan geoglyph, yakni gambar raksasa yang dibuat dengan mengubah kontur permukaan tanah.
Di dunia geoglyph paling terkenal adalah Nazca Lines di Peru, yang memuat ratusan simbol dan gambar raksasa dari era pra Kolumbus. Ada juga Sajama Lines di Bolivia dan Paracas Candelabra semuanya hanya bisa dinikmati dari ketinggian dan hingga kini masih menjadi misteri arkeologis.
Namun bentuk-bentuk tersebut bisa saja berasal dari aktivitas manusia modern seperti pembersihan lahan, pola tanam geometris, atau bahkan bekas infrastruktur lokal. Kemungkinan lainnya adalah anomali tampilan visual akibat sistem rendering citra satelit Google Earth, seperti bayangan pohon, artefak digital, atau pembaruan peta yang belum sinkron. Kesalahan semacam ini kadang menampilkan pola yang tak ada di dunia nyata.
Potensi Lokasi Bersejarah
Terlepas dari asal-usulnya, temuan di Tompong ini membuka kemungkinan bahwa kawasan tersebut menyimpan jejak sejarah atau budaya yang belum terjamah. Jika terbukti merupakan struktur buatan dari masa lalu, ini bisa menjadi penemuan besar seperti situs megalitik di Flores lainnya, atau bahkan penanda ritual lokal yang tidak tercatat dalam literatur modern.
Namun, hingga kini belum ada kajian resmi dari arkeolog, akademisi, maupun pemerintah daerah. Lokasinya yang terpencil serta belum banyak tereksplorasi membuat kawasan ini menjadi subjek yang menarik untuk penelitian lebih lanjut.
Kesimpulan Sementara
Tompong hari ini menyimpan lebih dari sekadar pepohonan dan udara lembap pesisir. Ia menyimpan teka-teki simbol atau huruf yang entah dari siapa, entah untuk siapa. Apakah ini sekadar efek optik satelit, pertanda geologis, atau pesan kuno dari masa silam? Jawabannya masih terkubur di antara akar dan batu.
Yang jelas, hutan Tompong kini menatap dunia dari layar satelit, mengundang pertanyaan yang belum selesai
apakah bumi sedang menulis sesuatu… dan kita hanya belum tahu cara membacanya?
Penulis : Alex
Editor : Jupir