Publikata.com – Fenomena premanisme yang kerap meresahkan masyarakat Indonesia dinilai tidak bisa hanya dilihat sebagai persoalan kriminalitas semata.
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12, Jusuf Kalla (JK), menegaskan bahwa aksi-aksi premanisme juga mencerminkan persoalan ekonomi yang sedang terpuruk.
Dalam keterangannya melansir CNBC Indonesia, JK menyebut bahwa akar dari tindakan premanisme kerap kali berakar dari persoalan pengangguran dan kesulitan ekonomi.
“Tapi sebab besarnya adalah, ekonomi. Mereka tidak kerja. Coba kalau mereka kerja, mana dia mau pergi palak-palak orang di pasar?” ujar JK.
Menurutnya, perlambatan ekonomi Indonesia telah menciptakan siklus negatif yang luas. Ia menyoroti bagaimana penurunan daya beli masyarakat menyebabkan penurunan produksi, yang berujung pada pemutusan hubungan kerja (PHK) massal.
“Daya beli turun, karena banyak PHK. Dagang kurang baik, orang tidak ke restoran, orang tidak belanja, orang tidak beli mobil. Terjadi penurunan daya beli, kemampuan. Banyak anak yang tidak bisa bayar SPP-nya, karena orang tuanya mungkin PHK. Itu efeknya berluas,” kata JK.
JK menekankan bahwa penanganan premanisme tidak bisa hanya mengandalkan pendekatan hukum. Menurutnya, perlu ada upaya simultan untuk memperbaiki kondisi ekonomi agar masyarakat dapat memperoleh penghasilan dari pekerjaan yang layak.
“Maka dua-duanya kita harus atasi. Perbaikan ekonomi, efektifkan bangsa. Kemudian tentu, masalah kriminal harus diatasi,” pungkasnya.
Fenomena premanisme yang semakin marak belakangan ini menjadi tantangan serius bagi pemerintah, tidak hanya dari sisi keamanan, namun juga dari sisi kebijakan ekonomi jangka panjang.
Penulis : Alex
Editor : Jupir