DPRD Mabar Pecah: Netral vs Tolak Rencana Pembangunan Hotel di Padar Utara

- Jurnalis

Senin, 1 September 2025 - 23:54 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Publikata.com, Manggarai Barat – Polemik rencana pembangunan hotel di Pulau Padar Utara, kawasan konservasi Taman Nasional Komodo, kembali menyingkap wajah politik lokal di Manggarai Barat. Di tengah gelombang penolakan masyarakat, pemandu wisata, hingga pelaku pariwisata, suara para wakil rakyat di DPRD Mabar justru terdengar terbelah ada yang netral, ada yang ragu, ada yang tegas menolak.

Ketua DPRD Mabar, dari Partai Nasdem, Benediktus Nurdin, memilih berlindung di balik alasan kewenangan.

“Pulau kecil masuk kewenangan provinsi, bukan kabupaten. Apalagi Pulau Padar ada dalam kawasan TN Komodo, itu urusan pusat melalui Kementerian Kehutanan. Tugas DPRD hanya membawa aspirasi, bukan memutuskan. Karena itu kami netral,” katanya, Senin (1/9)

Pernyataan ketua DPRD itu dianggap sebagai sikap cuci tangan. Sebab, meskipun benar kewenangan teknis ada di pusat, secara administratif Pulau Padar adalah wilayah Manggarai Barat. Wajar bila publik menuntut DPRD mengambil sikap politik, bukan sekadar menjadi kurir aspirasi.

“Ketua DPRD jangan berlindung di balik kata netral. Itu sama saja menghindar dari tanggung jawab. DPRD dipilih rakyat bukan untuk netral-netralan, tapi untuk berpihak pada masyarakat,” tegas Dady, seorang aktivis di Labuan Bajo, Senin (1/9).

Berbeda dengan Nurdin, anggota DPRD dari Golkar, Rofinus Rahmat, justru menegaskan DPRD tidak boleh bersembunyi di balik alasan kewenangan.

“Kalau masyarakat tidak setuju dan banyak yang dirugikan, otomatis DPRD harus bersama masyarakat. Kami ada di sini karena diutus rakyat, maka kami harus berpihak pada rakyat,” tegasnya, Senin (1/9).

Nada lebih keras datang dari Wakil Ketua II DPRD Mabar, Sewargading S.J. Putera (PKB), yang menyatakan sikap menolak sejak awal.

“Saya dari awal tolak itu, karena Pulau Padar adalah kawasan konservasi yang wajib dijaga. Pembangunan hotel akan merusak habitat dan memukul usaha pariwisata lokal. PKB satu suara yaitu menolak. Saya juga sudah koordinasi dengan DPR RI agar isu ini disuarakan di pusat,” ungkapnya, Senin (1/9).

Sementara itu, anggota DPRD dari Gerindra, Kanisius Jehabut, menawarkan posisi kompromi.

“Kami tidak tolak investasi, tapi kami bersama masyarakat. Yang dibutuhkan di sana adalah fasilitas umum, bukan hotel. Komodo eksklusif, dunia memperhatikan, tapi bagaimana dengan manusianya? Bagaimana dengan kesejahteraan masyarakat?” katanya.

Tri Dady mengungkapkan, sikap para legislator mencerminkan wajah politik lokal yang gamang. Di satu sisi, mereka mengakui ada penolakan luas dari masyarakat. Di sisi lain, ada yang memilih aman dengan dalih “netral” atau “sekadar penyalur aspirasi”. Padahal, penolakan publik bukan lagi sekadar wacana.

Baginya, konteks ini memperlihatkan bahwa DPRD tidak bisa sekadar menjadi penonton. Fungsi representasi mengharuskan mereka berpihak pada rakyat, bukan sekadar menyampaikan aspirasi seperti pos surat. Netralitas di tengah konflik rakyat dan investor sama artinya dengan membiarkan privatisasi ruang publik berjalan mulus.

“Pulau Padar Utara adalah ikon konservasi dunia, bukan sekadar lahan investasi. Ketika rakyat sudah tegas menolak, DPRD Mabar diuji berani berdiri bersama rakyat atau memilih diam dengan alasan kewenangan”, tegas nya.

📢 Bagikan artikel ini:

💡 Tips: Pilih style "Minimal" untuk tampilan thumbnail terbaik di WhatsApp

🖼️ Share Dengan Thumbnail

📱 Share Simple 🔥 Share Unique ⭐ Share Premium
🎯 Pilih style yang sesuai kebutuhan Anda

Penulis : Alex

Editor : Jupir

Berita Terkait

SMKN 1 Labuan Bajo Dapat BOS Rp 2 Miliar, Siswa Masih Bayar Rp 1,5 Juta
PS Naga Mas Kecewa Ikut Turnamen Pacar Cup
Korupsi Rp1,8 Miliar, 3 Tersangka Proyek Jalan Ditahan Kejari Mabar
Demo FMPD di DPRD Mabar: Stop Privatisasi Pantai, Cabut Izin Hotel Mawatu
Ketua Fraksi Demokrat Manggarai Barat Apresiasi Pelaksanaan Aksi Damai Di Labuan Bajo
Ketua DPRD Mabar Ungkap Hak yang Belum Dipenuhi Pemda
Rp2,4 Miliar untuk 3 Mobil Dinas Baru DPRD Mabar, Kendaraan Lama Masih Ada
Mabar Salah Urus dan Banyak Dugaan Korupsi, Masyarakat Gelar Demonstrasi Besar

Berita Terkait

Kamis, 11 September 2025 - 21:05 WITA

SMKN 1 Labuan Bajo Dapat BOS Rp 2 Miliar, Siswa Masih Bayar Rp 1,5 Juta

Kamis, 11 September 2025 - 02:10 WITA

PS Naga Mas Kecewa Ikut Turnamen Pacar Cup

Rabu, 10 September 2025 - 22:42 WITA

Korupsi Rp1,8 Miliar, 3 Tersangka Proyek Jalan Ditahan Kejari Mabar

Rabu, 3 September 2025 - 20:58 WITA

Demo FMPD di DPRD Mabar: Stop Privatisasi Pantai, Cabut Izin Hotel Mawatu

Selasa, 2 September 2025 - 16:08 WITA

Ketua Fraksi Demokrat Manggarai Barat Apresiasi Pelaksanaan Aksi Damai Di Labuan Bajo

Berita Terbaru

PS Naga Mas Mengikuti Turnamen Pacar Cup

Daerah

PS Naga Mas Kecewa Ikut Turnamen Pacar Cup

Kamis, 11 Sep 2025 - 02:10 WITA