DPRD Mabar Bongkar Rp37 Miliar Salah Anggaran, Bukti Lemahnya Tata Kelola Keuangan

- Jurnalis

Senin, 16 Juni 2025 - 14:26 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kanisius Jehabut, Anggota DPRD Mabar, Fraksi Gerindra

Kanisius Jehabut, Anggota DPRD Mabar, Fraksi Gerindra

Labuan Bajo, Publikata.com – Fraksi Partai Gerindra DPRD Manggarai Barat melontarkan kritik keras terhadap laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2024 yang disampaikan Pemkab Manggarai Barat dalam Sidang Paripurna ke-8, Senin (16/6/2025).

Kanisius Jehabut, Anggota DPRD Manggarai Barat (Mabar), Fraksi Gerindra menegaskan bahwa opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) yang diraih Pemda dari BPK RI tidak boleh dijadikan dalih menutupi sejumlah pelanggaran serius dalam pengelolaan anggaran daerah.

“APBD bukan sekadar laporan teknis. Ia adalah kontrak politik antara pemerintah dan rakyat. Maka, pelaksanaan dan pertanggungjawabannya harus menjawab kebutuhan publik, bukan sekadar memenuhi indikator administratif,” tegas Kanisius.

Rp37 Milliar Salah Anggaran, Sistem Pengawasan Dipertanyakan

Fraksi Gerindra menyoroti temuan Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) BPK yang mencatat sejumlah penyimpangan, antara lain:

Kesalahan penganggaran pada 18 SKPD senilai Rp37 miliar lebih

Pembayaran gaji dan tunjangan yang tidak sesuai regulasi

Insentif pajak dan perjalanan dinas di luar ketentuan

Menurut Gerindra, temuan tersebut mencerminkan lemahnya perencanaan, pengawasan internal, dan tata kelola keuangan daerah. WTP, kata mereka, hanyalah standar minimum kepatuhan, bukan indikator keberhasilan pembangunan.

PAD Rendah, Ketergantungan ke Pusat Tinggi

Fraksi Gerindra juga menyoroti tingginya ketergantungan fiskal Pemda terhadap dana pusat. Dari total pendapatan daerah, lebih dari 79% berasal dari transfer pemerintah pusat, sementara Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya sekitar 19%.

Ironisnya, sebagian besar PAD disumbangkan oleh sektor pariwisata, bukan dari sektor strategis seperti pertanian, perikanan, dan UMKM yang menjadi penopang utama kehidupan mayoritas warga.

“Kemandirian fiskal tak bisa dibangun di atas pariwisata semata. Perlu ada peta jalan yang jelas untuk memperkuat basis ekonomi rakyat dan sistem perpajakan yang adil, transparan, dan digital,” tegasnya.

Belanja Tak Pro Rakyat, Pembangunan Tertumpuk di Labuan Bajo

Struktur belanja daerah juga dikritik karena masih didominasi oleh belanja rutin birokrasi, bukan untuk pembangunan infrastruktur dasar, layanan publik, dan pemberdayaan ekonomi desa serta wilayah kepulauan.

Gerindra menilai belanja modal cenderung terkonsentrasi di Labuan Bajo, sementara wilayah tertinggal dan masyarakat desa terus luput dari perhatian.

Selain itu, sisa lebih perhitungan anggaran (SILPA) sebesar Rp33 miliar juga menjadi sorotan. “Anggaran yang tidak terserap berarti ada hak rakyat yang belum tersalurkan. Ini kegagalan eksekusi yang berulang tiap tahun,” kata Gerindra.

BUMD Mandek, Pelayanan Publik Tersendat

Kinerja dua Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), yakni Perumda Wae Mbeliling dan Perumda Bidadari, juga disorot tajam. Gerindra menilai kedua BUMD tersebut belum menunjukkan kinerja maksimal dalam mendukung pelayanan publik dan pemberdayaan ekonomi lokal.

“Air bersih belum menjangkau seluruh kecamatan, dan Perumda Bidadari tidak tampil aktif dalam menyerap produk lokal dan memperkuat rantai pasok ekonomi rakyat,” tegas Kanisius.

Fraksi Gerindra menutup pernyataan akhirnya dengan mendesak pemerintah daerah untuk melakukan koreksi arah kebijakan anggaran, menyusun skala prioritas pembangunan yang berbasis kebutuhan rakyat, serta mereformasi tata kelola anggaran agar lebih transparan dan tepat sasaran.

“Tanpa perubahan struktural, keberpihakan terhadap rakyat hanya akan menjadi slogan kosong. Pemerintah harus memilih: berpihak kepada rakyat atau kehilangan kepercayaan,” tandas Gerindra.

📢 Bagikan artikel ini:

💡 Tips: Pilih style "Minimal" untuk tampilan thumbnail terbaik di WhatsApp

🖼️ Share Dengan Thumbnail

📱 Share Simple 🔥 Share Unique ⭐ Share Premium
🎯 Pilih style yang sesuai kebutuhan Anda

Penulis : Alex

Editor : Jupir

Berita Terkait

SMKN 1 Labuan Bajo Dapat BOS Rp 2 Miliar, Siswa Masih Bayar Rp 1,5 Juta
PS Naga Mas Kecewa Ikut Turnamen Pacar Cup
Korupsi Rp1,8 Miliar, 3 Tersangka Proyek Jalan Ditahan Kejari Mabar
Demo FMPD di DPRD Mabar: Stop Privatisasi Pantai, Cabut Izin Hotel Mawatu
Ketua Fraksi Demokrat Manggarai Barat Apresiasi Pelaksanaan Aksi Damai Di Labuan Bajo
DPRD Mabar Pecah: Netral vs Tolak Rencana Pembangunan Hotel di Padar Utara
Ketua DPRD Mabar Ungkap Hak yang Belum Dipenuhi Pemda
Rp2,4 Miliar untuk 3 Mobil Dinas Baru DPRD Mabar, Kendaraan Lama Masih Ada

Berita Terkait

Kamis, 11 September 2025 - 21:05 WITA

SMKN 1 Labuan Bajo Dapat BOS Rp 2 Miliar, Siswa Masih Bayar Rp 1,5 Juta

Kamis, 11 September 2025 - 02:10 WITA

PS Naga Mas Kecewa Ikut Turnamen Pacar Cup

Rabu, 10 September 2025 - 22:42 WITA

Korupsi Rp1,8 Miliar, 3 Tersangka Proyek Jalan Ditahan Kejari Mabar

Rabu, 3 September 2025 - 20:58 WITA

Demo FMPD di DPRD Mabar: Stop Privatisasi Pantai, Cabut Izin Hotel Mawatu

Selasa, 2 September 2025 - 16:08 WITA

Ketua Fraksi Demokrat Manggarai Barat Apresiasi Pelaksanaan Aksi Damai Di Labuan Bajo

Berita Terbaru

PS Naga Mas Mengikuti Turnamen Pacar Cup

Daerah

PS Naga Mas Kecewa Ikut Turnamen Pacar Cup

Kamis, 11 Sep 2025 - 02:10 WITA