Publikata.com, Manggarai Barat — Dari dataran Anatolia hingga ke lembah-lembah hijau Lembor, solidaritas antarbangsa kembali menemukan maknanya. Turkiye Diyanet Vakfi (TDV), lembaga di bawah Kementerian Agama Turki, menyalurkan 75 ekor sapi kurban di Pesantren Alam Tahfidzul Qur’an Kolong, Desa Siru, Kecamatan Lembor, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur, pada Kamis (6/6/2025).
Kegiatan ini merupakan bagian dari program tahunan solidaritas kemanusiaan Pemerintah Turki, yang tahun ini bekerja sama dengan Yayasan Kesejahteraan Madani (Yakesma) Jakarta, sebagai bentuk nyata kepedulian lintas negara terhadap masyarakat Muslim di berbagai pelosok dunia.
Seremoni penyerahan hewan kurban berlangsung hangat dan sarat makna. Hadir dalam acara tersebut perwakilan TDV Turki Ridvan Celik, perwakilan Yakesma, Ketua DPRD Manggarai Barat Benediktus Nurdin, Pimpinan Pesantren Fadli Daud, serta unsur Muspika dan masyarakat setempat, seperti Sekcam Lembor, Kapolsek Lembor, UPTD Puskeswan Lembor, dan Kepala Desa Siru, Sumardi.
Dalam pidatonya, Ridvan Celik menegaskan bahwa hubungan antara Turki dan Indonesia tidak hanya terjalin dalam diplomasi formal, tapi juga dalam sejarah, rasa, dan empati yang mendalam.
“Hubungan antara Turki dan Indonesia tidak bisa dipisahkan. Walaupun dipisahkan jarak, hati kami selalu dekat. Kami mengikuti kabar dari sini, dan setiap kebahagiaan masyarakat Indonesia juga menjadi kebahagiaan rakyat Turki,” ujarnya dengan penuh kehangatan.
Sementara itu, Ketua DPRD Manggarai Barat, Benediktus Nurdin, mengapresiasi kehadiran TDV dan Yakesma yang telah memilih Desa Siru sebagai titik distribusi kurban. Menurutnya, kegiatan ini menjadi pengingat bahwa nilai-nilai kemanusiaan masih hidup dan kuat.
“Program ini bukan sekadar ibadah, tapi juga wujud nyata solidaritas. Ini adalah bentuk kasih sayang dan kepedulian yang luar biasa dari saudara-saudara kita di Turki kepada masyarakat Manggarai Barat,” tutur Benediktus.
Fadli Daud, Pimpinan Pesantren Alam Tahfidzul Qur’an Kolong, menjelaskan bahwa program ini tidak hanya berdampak secara spiritual, tetapi juga memberikan efek ekonomi yang nyata bagi masyarakat sekitar.
“Semua hewan kurban dibeli langsung dari peternak lokal. Ini tentu menjadi angin segar bagi para peternak kecil yang selama ini berjuang menjaga ternak mereka di tengah tekanan ekonomi,” ungkapnya.
Sebanyak 2.000 kepala keluarga (KK) di tiga desa—Desa Siru, Desa Wae Wako, dan Desa Poco Dedeng—menjadi penerima manfaat dari daging kurban tersebut. Proses penyembelihan dilakukan dengan melibatkan tim dari pesantren, warga, serta pihak berwenang setempat guna memastikan kelancaran, kebersihan, dan pemerataan distribusi.
Kurban bukan hanya soal daging, tetapi juga soal berbagi rasa, harapan, dan nilai kemanusiaan. Dari tanah Turki yang jauh, semangat kebersamaan itu tiba di Manggarai Barat, membuktikan bahwa kebaikan tidak mengenal batas negara.
Penulis : Alex
Editor : Jupir