Publikata.com, Setelah melontarkan candaan ingin menjadi paus. Presiden Donald Trump kembali membuat sensasi baru di jagat maya.
Kali ini, Trump mempublikasikan fotonya yang dibuat menggunakan Artificial Intelligence (AI) sedang menggunakan pakaian kebesaran paus.
Foto tersebut diunggah di platform media sosial miliknya, Truth Social, Jumat (3/5/2025).
Pada gambar tersebut, tampak Trump menggunakan jubah putih, liontin salib emas, dan topi serta jari telunjuk kanannya menunjuk ke langit.
Donald Trump Pengidap Gangguan Mental
Lebih dari 3000 profesional kesehatan mental di Amerika Serikat pernah melayangkan petisi yang menyatakan bahwa Trump memiliki kondisi gangguan kepribadian berat yang disebut sebagai “narsisme ganas” atau narsistik.
Dalam petisi yang diterbitkan pada sebuah iklan halaman penuh di New York Times, mereka menegaskan bahwa gangguan ini menjadikan Trump tidak layak untuk memimpin dan berpotensi membahayakan demokrasi.
Petisi tersebut menyoroti bahwa perilaku Trump menunjukkan pola sepanjang hidupnya yang berlawanan dengan norma dan hukum sosial, termasuk berbohong berulang kali, ketidakpedulian terhadap keselamatan orang lain, dan kurangnya rasa penyesalan.
Para ahli ini percaya bahwa gejala-gejala tersebut menunjukkan Trump memiliki gangguan yang tidak dapat disembuhkan, menjadikannya tidak layak sebagai pemimpin negara.
Selain itu, dalam Buku Fire and Fury: Inside the Trump White House karya Michael Wolff menggambarkan Trump sebagai sebagai sosok tidak sabar, tidak bisa fokus, mengulang berbagai hal, dan mengoceh tanpa ujung-pangkal.
Akan tetapi Trump membantah tuduhan Wolff tersebut.
Dia mengklaim dirinya sebagai pribadi yang jenius yang sangat stabil dan memiliki dua aset terbesar yakni mental yang stabil dan sangat pintar.
Psikolog dan pendiri Duty to Warn, Dr. John Gartner juga mendiagnosis Trump pengidap dimensia dan sakit mental parah, termasuk penurunan daya ingat, cara berpikir, perilaku, dan keterampilan motorik yang terus-menerus.
Gartner mengumpulkan lusinana parafrase fonemik Trump saat dia berbicara.
Dia menyimpulkan bahwa Trump telah kehilangan kapasitas bicara secara koheren. Sehingga sangat kesulitan menyelesaikan satu kalimat. Bahkan kalimat yang diucapkan Trump sering kali tidak berhubungan.
Selain itu, Gartner menjelaskan dimensia Trump terlihat dari keseringan mengucapkan hal-hal aneh.
Penulis : Jupir
Editor : Hatol