Menanti Terang, Warga di Mabar Hidup Dalam Gelap Puluhan Tahun

- Jurnalis

Sabtu, 5 April 2025 - 21:48 WITA

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Publikata.com, Labuan Bajo – Saat malam menutup hari di Desa Watu Manggar, Kecamatan Macang Pacar, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar), Nusa Tenggara Timur (NTT), suara jangkrik menggantikan hiruk pikuk kota. Tapi yang paling terasa bukan ketenangan, melainkan gelap yang nyaris mutlak. Di desa ini, terang masih menjadi sebuah kemewahan yang belum bisa dinikmati warganya.

Selama puluhan tahun, lebih dari 1.500 jiwa yang menghuni Desa itu hidup tanpa aliran listrik dari PLN. Mereka masih mengandalkan pelita sederhana dari kaleng bekas dan minyak tanah untuk menerangi malam.

Di era digital ini, Watu Manggar masih berada dalam kegelapan secara harfiah dan simbolik.

“Anak-anak kami belajar hanya dengan cahaya pelita. Kami takut mata mereka rusak, tapi kami tak punya pilihan,” ujar Bonefasius Yosdan, seorang tokoh pemuda Desa (5/4).

Ia mengatakan, tiga kampung di desa itu—Kampung Sangka, Kampung Londang, dan Kampung Paurundang belum pernah merasakan listrik dari PLN, meskipun sebagian besar rumah warga sudah memiliki instalasi listrik sebagai dasar.

Ironisnya, jaringan listrik PLN sudah tersedia di desa tetangga. Namun, perluasan jaringan ke Watu Manggar tidak kunjung dilakukan.

“Kami merasa dianaktirikan. Seolah-olah kami tidak penting,” lanjut Yosdan.

Ketiadaan listrik bukan hanya soal gelap. Itu soal ketertinggalan. Tanpa listrik, kegiatan ekonomi sulit berkembang. Tanpa listrik, pendidikan terhambat. Tanpa listrik, akses informasi dan kemajuan seperti mimpi yang digantung di langit gelap.

Warga sudah bertahun-tahun mengajukan permohonan ke Pemerintah Daerah. Namun, hingga kini, belum ada tindakan konkret. Masyarakat Watu Manggar hanya bisa berharap, berharap, dan terus berharap.

“Setiap malam kami hidup dalam kegelapan. Tapi yang lebih menyakitkan adalah merasa dilupakan,” kata Yosdan menutup wawancara.

Kini, Watu Manggar menanti, semoga suatu hari nanti, terang benar-benar datang bukan hanya dari pelita, tetapi dari perhatian nyata Pemerintah.

 

 

📢 Bagikan artikel ini:

💡 Tips: Pilih style "Minimal" untuk tampilan thumbnail terbaik di WhatsApp

🖼️ Share Dengan Thumbnail

📱 Share Simple 🔥 Share Unique ⭐ Share Premium
🎯 Pilih style yang sesuai kebutuhan Anda

Penulis : Hatol

Editor : Jupir

Berita Terkait

SMKN 1 Labuan Bajo Dapat BOS Rp 2 Miliar, Siswa Masih Bayar Rp 1,5 Juta
PS Naga Mas Kecewa Ikut Turnamen Pacar Cup
Korupsi Rp1,8 Miliar, 3 Tersangka Proyek Jalan Ditahan Kejari Mabar
Demo FMPD di DPRD Mabar: Stop Privatisasi Pantai, Cabut Izin Hotel Mawatu
Ketua Fraksi Demokrat Manggarai Barat Apresiasi Pelaksanaan Aksi Damai Di Labuan Bajo
DPRD Mabar Pecah: Netral vs Tolak Rencana Pembangunan Hotel di Padar Utara
Ketua DPRD Mabar Ungkap Hak yang Belum Dipenuhi Pemda
Rp2,4 Miliar untuk 3 Mobil Dinas Baru DPRD Mabar, Kendaraan Lama Masih Ada

Berita Terkait

Kamis, 11 September 2025 - 21:05 WITA

SMKN 1 Labuan Bajo Dapat BOS Rp 2 Miliar, Siswa Masih Bayar Rp 1,5 Juta

Kamis, 11 September 2025 - 02:10 WITA

PS Naga Mas Kecewa Ikut Turnamen Pacar Cup

Rabu, 10 September 2025 - 22:42 WITA

Korupsi Rp1,8 Miliar, 3 Tersangka Proyek Jalan Ditahan Kejari Mabar

Rabu, 3 September 2025 - 20:58 WITA

Demo FMPD di DPRD Mabar: Stop Privatisasi Pantai, Cabut Izin Hotel Mawatu

Selasa, 2 September 2025 - 16:08 WITA

Ketua Fraksi Demokrat Manggarai Barat Apresiasi Pelaksanaan Aksi Damai Di Labuan Bajo

Berita Terbaru

PS Naga Mas Mengikuti Turnamen Pacar Cup

Daerah

PS Naga Mas Kecewa Ikut Turnamen Pacar Cup

Kamis, 11 Sep 2025 - 02:10 WITA