Publikata.com, Jumlah perputaran uang yang beredar selama periode lebaran Tahun 2025 ini diproyeksi turun Rp20 triliun.
Salah satu faktor penyebab berkurangnya jumlah uang yang beredar disebabkan karena turunnya jumlah peserta mudik yang kemudian mempengaruhi perlambatan ekonomi baik di wilayah asal maupun wilayah tujuan.
Berdasarkan data hasil survei yang dirilis oleh Kementerian Perhubungan, proyeksi jumlah peserta mudik pada Tahun 2025 diperkirakan sebanyak 146,48 juta orang. Angka ini turun dibandingkan dengan Tahun 2024 lalu dengan jumlah peserta mudik mencapai 193,6 juta orang.
Dilansir dari umkmindonesia.id, Wakil Ketua Umum Kadin Indonesia Bidang Pengembangan Otonomi Daerah, Sarman Simanjorang, mengungkapkan bahwa perputaran uang Lebaran 2025 diperkirakan hanya mencapai Rp137,97 triliun. Angka ini menunjukkan penurunan sekitar Rp20 triliun atau 12,3 persen dibandingkan tahun lalu yang mencapai Rp157,3 triliun.
Lebih lanjut beliau mengungkapkan bahwa penyebab utama dari menurunnya peserta mudik dan perputaran uang di saat menjelang lebaran disebabkan karena kondisi ekonomi yang tidak stabil, daya beli masyarakat yang rendah, dan faktor cuaca yang ekstrim.
Faktor-faktor tersebut juga mempengaruhi usaha ritel dan pembelajaan yang terlihat sepi. Biasanya menjelang lebaran pusat pembelajaan ramai pengunjung yang berburu pakaian baru, makanan khas daerah, dan alat-alat elektronik.
Sedangkan, ekonom Bank Mandiri, Agus Santoso menjelaskan menurunnya peserta mudik dan perputaran uang disebabkan karena tekanan ekonomi yang terjadi sejak awal tahun termasuk gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di beberapa sektor industri yang menyebakan masyarakat menjadi selektif dalam membelanjakan uangnya.
Untuk diketahui, jumlah uang layak edar (ULE) yang disiapkan oleh Bank Indonesia untuk lebaran Tahun 2025 mencapai Rp180,9 triliun dan diperkirakan tidak akan terserap habis.
Perputaran uang terbesar terkonsentrasi di Pulau Jawa sebagai tujuan utama mudik mencapai 60 %, dan sisanya 40% tersebar di Pulau Sumatara, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT, Maluku, dan Papua.
Penulis : Jupir
Editor : Hatol