Publikata.com, Labuan Bajo – Pengadaan tiga unit drone sprayer senilai Rp1,3 miliar milik Dinas Pertanian Manggarai Barat memunculkan dugaan penyimpangan anggaran setelah ditemukan terbengkalai dan tidak pernah dimanfaatkan untuk meningkatkan produksi pertanian.
Drone modern berteknologi tinggi itu masih terbungkus rapi dalam boks hitam besar, belum pernah dioperasikan, dan praktis berubah menjadi “barang rongsokan” bernilai miliaran rupiah.
Tidak hanya itu, hasil penelusuran menemukan anggaran pelatihan penyuluh untuk mengoperasikan drone pun menimbulkan tanda tanya besar. Pada 2024, dinas mengalokasikan Rp50 juta untuk pelatihan, namun tidak menghasilkan operator yang mampu mengoperasikan drone. Meski demikian, pada 2025 kembali dianggarkan Rp20 juta untuk pelatihan serupa, tetapi hingga kini tidak ada manfaat yang terlihat.
Dugaan pemborosan hingga potensi penyimpangan anggaran pun menguat karena dana pelatihan terserap, sementara drone tetap tidak digunakan dan tidak memberi dampak apa pun bagi petani.
Nama Kepala Dinas Pertanian, Laurensius Halu, disebut oleh sejumlah sumber internal sebagai pihak yang mendorong program ini meski perencanaan dan kesiapan SDM dinilai tidak matang. Beberapa sumber bahkan menduga sebagian dana kegiatan pelatihan tidak digunakan sebagaimana mestinya. Meski begitu, dugaan tersebut masih memerlukan klarifikasi resmi dari pihak dinas.
Hingga berita ini diturunkan, tidak ada kejelasan pertanggungjawaban atas pengadaan drone Rp1,3 miliar serta anggaran pelatihan Rp50 juta dan Rp20 juta tersebut. Media masih berupaya memperoleh konfirmasi dari Kepala Dinas Pertanian Manggarai Barat untuk memberikan penjelasan kepada publik.
Penulis : Hatol
Editor : Tim Editorial






