Publikata.com, Labuan Bajo – Kepala Dinas Peternakan Manggarai Barat, Abidin, mendadak bungkam usai melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke peternakan ayam bertelur milik Baba Zakarias di kawasan Translok, Desa Macang Tanggar, Kecamatan Komodo. Peternakan tersebut selama ini dikeluhkan warga karena bau busuk dari limbah kotoran ayam yang menumpuk di tengah pemukiman.
Sikap diam Abidin usai sidak pada Kamis, 12 Juni 2025, menimbulkan tanda tanya besar. Pasalnya, hingga berita ini diturunkan, Abidin tidak merespons panggilan telepon maupun pesan singkat dari awak media. Padahal, sidak tersebut dilakukan atas perintah langsung Wakil Bupati Manggarai Barat, Yulianus Weng.
Sejumlah pihak menduga ada “permainan” antara pihak perusahaan dan Dinas Peternakan. Pemerhati demokrasi lokal, Yano, menyebut sikap Abidin sebagai bentuk pengabaian terhadap ribuan warga Translok yang terancam kesehatan akibat pencemaran udara.
“Atau jangan-jangan dia sudah diberi pepesan oleh perusahaan, makanya mendadak diam. Ini persoalan serius karena menyangkut nyawa warga. Jangan karena dapat pelayanan baik dari perusahaan lalu fakta di lapangan disembunyikan,” tegas Yano.
Ia mendesak Bupati Manggarai Barat untuk bersikap tegas.
“Kalau bisa ya Bupati copot kadis yang kerjanya tidak becus. Jangan gadaikan masalah warga demi keuntungan pribadi,” tegasnya.
Bau Limbah Menyengat, Warga Ancam Usir Perusahaan
Pantauan media di lokasi pada 10 dan 12 Juni 2025 menunjukkan kondisi mengenaskan. Kotoran ayam tampak menggunung dan berserakan di lantai, mengeluarkan bau busuk yang menyengat. Peternakan tersebut hanya berjarak sekitar 50 meter dari pasar, posyandu, dan rumah warga.
“Sudah bertahun-tahun kami hidup dengan bau ini. Apalagi kalau hari pasar, semua tutup hidung. Kalau tidak dibenahi, kami akan usir perusahaan ini,” tegas Bernadus Sandur, tokoh masyarakat Translok.
Kritik juga datang dari Jemade, warga lainnya yang menilai keberadaan peternakan milik bos Surya Agung itu mengancam kesehatan publik.
“Lewat saja depan situ bisa langsung pusing. Semua pengendara tutup hidung. Kalau pemerintah tidak panggil pemiliknya, kami yang bertindak,” katanya.
Diamnya Kadis Peternakan Dinilai Tidak Etis
Hingga kini, publik tidak mengetahui hasil sidak yang dilakukan Abidin. Padahal, masyarakat berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata terhadap pencemaran tersebut.
Diamnya Kadis Peternakan pasca-sidak dinilai sebagai bentuk tidak transparan dan tidak etis, terlebih dalam isu yang menyangkut kesehatan dan keselamatan warga. Sikap ini dinilai mencoreng kepercayaan publik terhadap institusi pemerintahan daerah.
Desakan Mencuat, Copot Kadis Sekarang Juga
Desakan untuk mencopot Kadis Peternakan Manggarai Barat pun kini semakin menguat. Warga dan pemerhati publik meminta Bupati segera mengambil tindakan tegas terhadap Abidin yang dinilai tidak bekerja secara profesional, bahkan diduga berpotensi melindungi kepentingan perusahaan di atas penderitaan rakyat.
“Bupati harus tunjukkan keberpihakan kepada rakyat, bukan kepada pemilik modal,” pungkas Yano.
Penulis : Alex
Editor : Jupir